BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pertumbuhan
ekonomi yang relative tinggi dan dunia usaha yang dinamis, menyebabkan
perusahaan harus secara terus-menerus memantau pasar dan menyesuaikan diri
terhadap perubahan pasar. Oleh karenanya menjadi keharusan perusahaan untuk
menjalankan serta membuat strategi-strategi yang tepat agar memenuhi sasaran
yang efektif. Disamping itu strategi menentukan keberhasilan perusahaan,
sehingga strategi yang telah dibuat harus ditinjau, dipantau dan terus
dikembangkan dengan menyesuaikan keadaan dunia usaha.
Strategi
yang digunakan oleh perusahaan dapat berbeda-beda yang kesemuanya itu
berdasarkan kepada kebijakan perusahaan atau juga disesuaikan dengan Visi dan
Misi serta tujuan perusahaan dan kondisi lingkungan yang mempengaruhi
perusahaan tersebut. Dalam beberapa tahun terakhir ini, perubahan zaman
mengakibatkan perlunya perubahan dalam strategi pemasaran. Dalam makalah ini
kami membahas tentang strategi pemasaran produk, untuk menambah pengetahuan
dalam pemasaran.
B.
Rumusan Masalah
Dalam
pembuatan makalah ini kami merumuskan beberapa masalah, diantaranya:
1. Apa
yang dimaksud perencanaan strategis?
2. Apa
pengertian produk?
3. Bagaimana
langkah-langkah pengembangan produk?
4. Bagaimana
strategi pemasaran produk?
5. Bagaimana
strategi pemasaran bank syari’ah?
C.
Tujuan
Tujuan
dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui yang dimaksud
perencanaan strategis.
2. Untuk mengetahui pengertian produk.
3. Untuk mengetahui langkah-langkah
pengembangan produk.
4. Untuk mengetahui strategi pemasaran
produk.
5. Untuk mengetahui strategi pemasaran bank
syari’ah.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Perencanaan Strategis
Perencanaan
strategis menurut Philip Kotler adalah proses untuk mengembangkan dan
mempertahankan kecocokan strategis di antara sasaran-sasaran dan kemampuan
perusahaan dan peluang-peluang pemasarannya yang harus berubah.
Langkah-langkah
dalam kegiatan perencanaan strategis adalah sebagai berikut[1]:
1.
Menetapkan Misi
Menetapkan
misi dalam suatu perusahaan sangatlah penting. Dalam suatu misi terdapat tujuan
spesifik yang akan dicapai secara keseluruhan. Suatu misi disusun untuk
menggambarkan tujuan sebuah organisasi atau perusahaan dalam jangka panjang.
Dalam menetapkan suatu misi perlu diperhatikan secara benar faktor-faktornya,
terutama keadaan lingkungan yang kerap berubah-ubah. Kerja sama semua tim akan
mendukung berjalannya suatu misi. Penetapan suatu misi dapat didasarkan kepada
produk atau pasar.
Dalam
menetapkan suatu misi sebaiknya dilakukan jangka terlalu sempit dan juga jangan
terlalu luas. Pernyataan misi sebagainya memiliki ciri tersendiri, berbeda
dengan perusahaan. Penetapan misi harus memuat tanggung jawab moral terhadap
masyarakat sebagai konsumennya nanti.
2.
Menetapkan Tujuan dan
Sasaran Perusahaan
Setelah
menetapkan sebuah misi, langkah yang selanjutnya adalah menetapkan tujuan dan
sasaran perusahaan. Tujuan yang ingin dicapai terdapat berbagai macam, yaitu
setiap perusahaan dapat saja memiliki berbagai tujuan pada saat yang bersamaan
asal tidak bertentangan dengan misi yang di jalankan perusahaan. Tujuan
perusahaan mencerminkan ekspektasi spesifik manajemen terhadap kinerja
perusahaan.
Dalam
praktiknya terdapat beberapa tipe perusahaan dalam menetapkan tujuan dan
sasarannya, yaitu:
a.
Profitabilitas
Tujuan perusahaan yang
mengutamakan keuntangan dalam mendapatkan laba. Biasanya alat ukur yang
digunakan adalah dalam prosentase tertentu.
b.
Volume pasar
Volume pasar ini
seperti pangsa pasar yang harus dikuasai, peningkatan pertumbuhan penjualan,
peringkat pasar, serta mampu memanfaatkan kapasitas produksi dari waktu ke
waktu.
c.
Stabilitas
Yaitu, varian dalam
volume penjualan baik secara tahunan atau musiman dan varian dalam
profitabilitas.
d.
Tujuan nonfinansial
Berupa peningkatan
citra perusahaan, perbaikan teknologi dan kualitas hidup, serta mempertahankan
kendali keluarga.
3.
Merancang Portofolio
Binis
Yaitu
membuat rancangan terhadap bisnis yang akan dijalankan melalui pendekatan yang
paling rasional. Rancangan portofolio bisnis disusun berdasarkan perhitungan
dan analisis yang benar dan akurat.
B.
Pengertian Produk
Produk
adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian untuk
dibeli, untuk digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan dan
kebutuhan. Produk yang dihasilkan dalam suatu usaha umumnya berbentuk dua
macam, yaitu produk yang berwujud dan produk yang tidak berwujud[2].
Produk yang berwujud berupa barang yang dapat dilihat, dipegang dan dirasa.
Sedangkan produk yang tidak berwujud berupa jasa di mana tidak dapat dilihat
atau dirasa sebelum membeli.
Disini
kami membahas produk yang di hasilkan dalam dunia perbankan, yaitu produk yang
berbentuk jasa. Ciri-ciri produk yang berbentuk jasa yaitu:
1.
Tidak berwujud
Tidak
dapat dirasakan atau dinikmati sebelum jasa tersebut di beli atau dikonsumsi.
Sehingga untuk meresakan produk tersebut harus di beli terlebih dahulu.
2.
Tidak terpisahkan
Jasa
tidak terpisahkan antara penjual jasa dan pembeli jasa saling berkaitan, jasa
tidak dapat dititipkan melalui orang lain.
3.
Beraneka ragam
Jasa
memiliki aneka ragam bentuk artinya jasa dapat diperjualbelikan dalam berbagai
bentuk atau wahana seperti tempat, waktu, atau sifat.
4.
Tidak tahan lama
Jasa
diklasifikasikan tidak tahan lama, artinya jasa tidak bisa disimpan begitu jasa
dibeli maka akan segera dikonsumsi.
Agar sebuah produk bisa diterima dan
laku di pasaran, maka dalam menciptakan sebuah produk harus diperhatikan
tingkat kualitas yang sesuai dengan keinginan nasabahnya. Produk yang memiliki
kualitas tinggi artinya produk tersebut memiliki nilai yang lebih baik
dibandingkan dengan produk pesaing atau sering disebut produk plus. Bagi dunia
perbankan produk plus harus selalu diciptakan setiap waktu, shingga dapat
menarik minat calon nasabah yang baru atau dapat mempertahankan nasabah yang
sudah ada[3].
C.
Langkah-langkah
Pengembangan Produk
Produk
yang ditawarkan ke pasar harus memenuhi keinginan dan kebutuhan nasabahnya.
Dalam rangka pengembangan produk diperlukan langka-langka tertentu, sehingga
hasil pengembangann tersebut benar-benar tepat sasaran.
Langkah-langkah
atau proses pengembangan produk adalah[4]:
1.
Pembangkit gagasan
Yaitu
pencarian gagasan produk baru secara sistematis melalui berbagai sumber seperti
sumber dari intern, pelanggan, pesaing, penyalur, pemerintah, dan sumber-sumber
lainnya.
2.
Penyaringan gagasan
Bertujuan
untuk memilih yang terbaik dari sejumlah gagasan yang ada sehingga menghasilkan
gagasan yang ada sehingga menghasilkan gagasan yang menguntungkan.
3.
Pengembangan dan
pengujian konsep
Hal
ini penting dilakukan terhadap hasil penyaringan gagasan. Pengujian konsep
perlu dilakukkan kepada sekelompok konsumen melalui beberapa pertanyaan
menyangkut konsep yang ditawarkan.
4.
Strategi pemasaran
Meliputi
pengembangan mutu ukuran, model, penjualan, market share, dan laba yang
diinginkan, kemudian strategi pemasaran menyangkut pula tentang harga yang
layak di masyarakat.
5.
Analisis bisnis
Yaitu
melakukan analisis terhadap strategi pemasaran yang akan dijalankan nantinya
dengan membeli berbagai alternatif yang ada.
6.
Pengembangan produk
Merupakan
kelanjutan dari proses yang sudah dilalui. Pengembangan produk dapat berupa
gambar, contoh, sampai kepada uraian kata-kata.
7.
Pengujian pasar
Dalam
hal ini produk yang sudah dipasarkan untuk mengetahui respons pasar dan
antisipasi terhadap permasalahan yang mungkin timbul. Tujuan pengujian pasar
untuk menguji penerimaan pasar yang sesuangguhnya.
8.
Komersialisasi
Merupakan
tahap akhir setelah pengujian positif mendapat tanggapan pasar.
D.
Strategi Pemasaran
Produk
Strategi
pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan dimana strategi
pemasaran merupakan suatu cara mencapai tujuan dari sebuah perusahaan.
Setiap
langkah yang dilakukan dalam memformulasikan strategi pemasaran harus
diorientasikan pada upaya untuk mencapai kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan
merupakan kunci utama dari konsep pemasaran dan strategi pemasaran. Ini berarti
bahwa proses yang ditempuh oleh setiap pihak boleh jadi bermacam-macam sesuai
dengan kesanggupan dan karateristik masing-masing tetapi tujuan akhirnya tetap
akan bermuara pada tercapainya kepuasan konsumen atau consumer satisfaction.
1.
Segmentasi Pasar
(Segmentation)
Segementasi
pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen dari suatu
produk ke dalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat hommogen.
Dengan kata lain, segmentasi pasar adalah kegiatan membagi pasar menjadi
kelompok pembeli yang terbedakan dengan kebutuhan, karateristik dengan tingkah
laku berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran terpisah.
Segmentasi
pasar dapat dikelompokkan berdasarkan:
a.
Segmentasi berdasarkan
Geografik
Segmentasi
berdasarkan geografik, artinya membagi pasar berdasarkan wilayah tertentu
seperti jenis bangsa, profinsi, kabupaten, kecamatan, atau lainnya.
b.
Segmentasi berdasarkan
Demografik
Segmentasi
berdasarkan demografik maksudnya membagi pasar berdasarkan kependudukan secara
umum seperti umur, jenis kelamin, ukuran keluarga, daaur hidup keluarga,
pendapatan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, kebangsaan, tingkat sosial, dan
lainnya.
c.
Segmentasi berdasarkan
Psikografik
Segmentasi
berdasarkan psikografik maksudnya membagi pasar berdasarkan kriteria yaitu
kelas sosial, gaya hidup, karateristik kepribadian, atau lainnya.
d.
Segmentasi berdasarkan
Perilaku
Segmentasi
berdasarkan perilaku disusun berdasarkan tingkah laku atau kebiasaan masyarakat
yaitu pengetahuan, sikap, kegunaan, tanngap terhadap suatu produk, atau lainnya.
2.
Target Pasar
(Targetting)
Dalam
menetapkan sasaran pasar (target pasar), perusahaan terlebih dahulu harus
melakukan segmentasi pasar, dengan cara mengelompokan konsumen (pembeli) ke
dalam kelompok dengan ciri-ciri (sifat) yang hampir sama. Setiap kelompok
konsumen dapat dipilih sebagai target pasar yang akan dicapai. Penentuan target
pasar sangat penting karena perusahaan tidak dapat melayani seluruh konsumen
atau pembeli yang ada di pasar.
Adapun
yang dimaksud dengan target pasar adalah kelompok komsumen yang memiliki
ciri-ciri atau sifat hampir sama (homogen) yang dipilih perusahaan dan yang
akan dicapai dengan strategi bauran pemasaran (marketing mix).
Ada
tiga strategi umum dalam menyeleksi pasar sasaran, yaitu:
a.
Mass-Market Strategy
(Strategi Penetapan Sasaran yang Sama)
Pasar bisnis
menggunakan dua cara untuk memasuki pasar yang sama. Pertama adalah tidak
memperhatikan perbedaan setiap segmen yang ada serta mendesain produk tunggal,
dan menetapkan program pemasaran yang akan melayani semua kelompok pasar atau
disebut undifferentiated marketing. Strategi pemasaran massa ini memerlukan
sumber daya dan kemampuan memproduksi yang besar serta kemampuan pemasaran
untuk produk massa. Pendekatan kedua dalam strategi pemasaran massa, yaitu
membagi produk dan program pemasaran untuk segmen yang berbeda-beda, atau
disebut juga differentiated marketing.
b.
Niche-Market Strategy
(Strategi Penatapan Ceruk Pasar)
Strategi
ini dilakukan dengan menargetkan upaya pemasaran pada satu atau lebih segmen.
Tujuan strategi ini adalah menghindari pesaing langsung yang berada di segmen
yang lebih besar. Misal pendirian supermarket dengan skala kecil di wilayah
perumahan penduduk/komplek.
c.
Concentrated
Marketing/Growth-Market Strategy (Strategi Penetapan Sasaran yang Terkonsentrasi)
Strategi pertumbuhan
pasar ini diterapkan oleh perusahaan kecil untuk menghindari konfrontasi
langsung dengan perusahaan besar. Penerapan strategi ini membutuhkan departemen
riset dan pengembangan yang handal dan kemampuan pemasaran untuk mengidentifikasi
serta mengembangkan dan memperkenalkan keistimewaan produk baru kepada sasaran
(target) pasar yang dituju.
3.
Pemposisian Produk di
Pasar (Positioning)
Positioning adalah tindakan perusahaan
untuk merancang produk dan pembauran pemasaran agar dapat tercipta kesan
tertentu diingatan konsumen. Sehingga dengan demikian konsumen segmen memahami
dan menghargai apa yang dilakukan perusahaan dalam kaitannya dengan para
pesaingnya. Bagi perusahaan tindakan untuk meneliti atau mengindentifikasi
posisi pesaing dan memutuskan untuk mengambil posisi setaraf dengan posisi
pesaing atau mencari kesempatan dalam pasar. Jika posisi perusahaan itu sendiri
dekat dengan pesaing lainnya, perusahaan itu harus menyeleksi dan kemudian
mencari perbedaan lebih lanjut melalui perbedaan-perbedaan tersendiri.
Dengan kata lain
positioning adalah suatu tindakan atau langkah-langkah dari produsen untuk
mendesain citra perusahaan dan penawaran nilai dimana konsumen didalam suatu
segmen tertentu mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu segmen
tertentu, mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu perusahaan,
dibandingkan dengan pesaingnya.
4.
Diferensiasi
Diferensiasi produk adalah kegiatan
memodifikasi produk agar lebih menarik dan dilakukan dengan cara mengubah
karakter produk. Diferensiasi memerlukan penelitian pasar yang cukup serius
agar bisa benar-benar berbeda dan diperlukan juga pengetahuan tentang produk
pesaing. Diferensiasi produk ini biasanya hanya mengubah sedikit karakter
produk, antara lain kemasan dan tema promosi tanpa mengubah spesifikasi fisik
produk, meskipun hal tersebut diperbolehkan.
Tujuan
dari strategi diferensiasi adalah mengembangkan positioning yang tepat sesuai
keinginan konsumen potensial yang ingin dituju. Diferensiasi produk yang
berhasil adalah diferensiasi yang mampu mengalihkan basis persaingan dari harga
ke faktor lain, seperti karakteristik produk, strategi distribusi atau
variabel-variabel promotif lainnya. Kelemahan dari diferensiasi adalah perlunya
biaya produksi tambahan dan iklan besar-besaran[5].
E.
Strategi Pemasaran Bank
Syari’ah
Strategi pemasaran bank syari’ah
merupakan suatu langkah-langkah yang harus
ditempuh dalam memasarkan produk atau jasa perbankan yang ditujukan pada
peningkatan penjualan. Peningkatan penjualan tersebut diorientasikan pada:
1.
Produk funding
(pengumpulan data)
2. Orientasi pada pelanggan
3. Peningkatan mutu layanan
4.
Meningkatkan fee based income.
Dengan demikian, strategi pasar
merupakan hal penting dalam pemasaran
bank syari’ah. Yang dimaksud dengan strategi pasar adalah penetapan secara
jelas pasar bank syari’ah sehingga menjadi kunci utama untuk menerapkan
elemen-elemen strategi lainnya. Strategi pasar dapat dilakukan dengan
memperhatikan aspek-aspek berikut:
1. Pelanggan atau focus segmen bank syari’ah
2. Prioritas layanan dan penentuan harga
barang/jasa
3. Preferensi territorial/wilayah pasar
4. Saluran distribusi
5.
Image dan kondisi perusahaan (bank syari’ah)[6]
Keterampilan pelayanan dengan kualitas
yang baik dapat menjadikan pengaruh terhadap pemasaran Bank syari’ah. Pelayanan
yang baik dan sesuai syari’ah akan memikat para masyarakat untuk menjadi
pelanggan atau nasabah di Bank Syari’ah. Yang perllu di lakukan Bank adalah
dengan cara:
1.
Ucapkan salam saat
mulai menyapa
2.
Tersenyum kepada
nasabah
3.
Disapa dengan ramah
4.
Menyebut nama nasabah
saat komunikasi
5.
mendengar dengan baik
saat nasabah menyampaikan kebutuhan dan kesulitannya
6.
memberi penjelasan
serta jalan keluar sesuai yang diinginkan nasabah, atau akan lebih baik jika
bank memberi solusi lebih dari yang dibayangkan nasabah.
7.
Memfokuskan perhatian
kepada nasabah yang dilayani
8.
Cepat, tanggap, dan
akurat dalam memberikan penjelasan
9.
Ucapkan terima kasih
dan kesan akhir yang manis.
[1] Kasmir, Pemasaran
Bank, (Jakarta: Kencana, 2010), 67.
[2] Ibid, 122
[3] Ibid, 124
[4] Ibid, 129
[5] Story Maker Indonesia,
“Strategi Pemasaran Modern”, dalam
http://storymakerindonesia1.blospot.com/2014/11/strategi-pemasaran-modern.html?m=1
(24 November 2014)
[6] Muhammad, Manajemen
Perbankan Syari’ah, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005), 97